Sejak dahulu, Maksuba telah menjadi primadona kuliner bagi masyarakat Palembang. Kue tradisional ini diperkirakan sudah ada sejak zaman Kesultanan Palembang Darussalam dan menjadi bagian dari budaya kuliner yang kaya akan sejarah. Maksuba dibuat dengan cara direndang (dipanggang menggunakan oven) secara berlapis, menciptakan tekstur unik yang khas. Sekilas, Maksuba tampak mirip dengan kue lapis legit, tetapi memiliki pola lapisan yang tidak beraturan, memberikan sentuhan estetika yang berbeda dari kue lapis pada umumnya. Pada masa lampau, Maksuba tidak dipanggang menggunakan oven seperti saat ini, melainkan menggunakan “gendok” dengan pembakaran berbasis kayu bakar.
Dalam tradisi Palembang, para perempuan wajib memiliki keterampilan dalam membuat kue-kue khas, termasuk Maksuba. Keterampilan ini menjadi tolok ukur kesiapan mereka dalam berumah tangga. Sebagai bagian dari adat dan budaya, perempuan Palembang biasanya membawakan Maksuba kepada biasanya membawakan Maksuba kepada calon mertuanya sebagai tanda bahwa mereka telah siap membangun rumah tangga. Hingga saat ini, tradisi tersebut masih dijalankan, terutama menjelang hari raya Lebaran. Bahkan setelah menikah, perempuan Palembang tetap membawakan Maksuba sebagai bentuk penghormatan dan rasa cinta kepada keluarga suami.
Di era modern ini, tidak banyak lagi perempuan Palembang yang mahir membuat Maksuba. Hal ini disebabkan oleh proses pembuatannya yang membutuhkan ketelatenan serta waktu yang cukup panjang. Namun, kini PALEMBANG HARUM hadir untuk melestarikan warisan kuliner ini dengan menyediakan Maksuba yang tersedia setiap hari. Dikemas secara istimewa dan eksklusif, Maksuba dari PALEMBANG HARUM siap menjadi pilihan terbaik sebagai oleh-oleh Palembang, jajanan khas Palembang, dan kue Palembang yang spesial untuk diberikan kepada orang-orang tercinta.
Nikmati kelezatan Maksuba yang autentik dan istimewa hanya di PALEMBANG HARUM. Hadirkan cita rasa tradisional yang kaya sejarah di setiap gigitan!